Rabu, 04 Februari 2009

SOLUSI ISLAM MENGATASI PHK DAN PENGANGGURAN

AL ISLAM
Edisi 433/Tahun XIV
Jum’at 12-12-2008


Seperti telah diperkirakan oleh banyak kalangan, krisisi keuangan dunia yang menimpa Amerika akan diikuti gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran di berbagai belahan dunia. Setelah AS, Jepang terhempas ke jurang krisis ekonomi, disusul Jerman dan negara-negara penguna mata uang Euro. Krisis ini berpeluang melahirkan krisis multidimensi, di antaranya gejolak sosial di tengah-tengah masyarakat.

Gelombang PHK semakin meluas, mulai dari sektor perindustrian, manufaktur, insfrastruktur, jasa, dsb. Di Amerika gelombang penggangguran telah mencapai titik tertinggi sejak 5 tahun terakhir, yaitu 6,7 %. Menurut Ian Shepherdson di High Frequency Economics, hanya dalam waktu 6 bulan AS telah kehilangan 155 juta lapangan kerja, hampier sama besarnya denan resesi pada 2001 lalu. Angak ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat masih belum adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi yang telah dicanangkan Amerika.

Juru bicara raksasa perbankan Citigroup, Richard Tesvich, mengatkan kepada AFP (18/11), pihaknya akan mem-PHK 52.000 karyawannya diseluruh dunia, hal ini dilakukan demi menekan kerugian besar akibat krisis subprime mortage. Lembaga keuangan lainnya juga ikut ambil bagian untuk melakukan PHK. Juni lalu, Bank of America Corp memperkirakan akan mengurangi pegawai sebanyak 7500 orang dalam dua tahun ke depan Berclays Plc, yang bermarksa di Inggris, akan mem-PHK 3000, Commerzbank AG, bank terbesar Jerman, pada 1 September lalu mengumumkan akan memberhentikan 9000 tenaga kerja. Sejumlah perusahaan lain seperti Credit Suisse Group, Fidelity National Financial Inc, First American Group, Goldman Sach Group Inc dan HSBC Holding juga telah atau berencana mem PHK sebagian karyawannya.

Selain itu, industri otomotif di AS juga akan merumahkan karyawan karena terancam bangkrut. Para eksekutif General Motors, Ford, dan Chystler dijadwalkan memberikan keterangan di depan Kongres untuk menyelamatkan nasib mereka dan industri otomotif umumnya. Jika PHK missal disektor otomotif terjadi maka angak pengangguran di AS akan semakin melonjak. Industri manufaktru kehilangan 61.000 pekerja. Bidang konstruksi kehilangan 8000 pekerja dan kemungkianan akan bertambah. Retail kehilangan 20000 pekerja. Akuntan, konsutan dan jasa hukum kehilanga 53000 pekerja (CNN/5/12/2008).

Di sisi lain banyak warga AS yang menggantungkan hidupnya dari pembiayaan kartu kredit. Seiring denan PHK besar-besran itu, akhirnya banyak warga AS yang kesulitan membayar tagihan kartu kreditnya. Kini, utang kredit mencapai US$ 14 Triliun.

PHK missal tidak hanya terjadi di Amerika, tetapi juga di seluruh dunia. Jumlah pengangguran di Inggris diramalkan menemubus 2,9 juta orang pada pertengahan 2010. Saat ini rasio pengangguran di Inggris mencapai 5,8 persen. Di rusia, beberapa perusahaan yang beroperasi di wilayah Rusia sepakat untuk melakukan PHK dan merumahkan sedikitnya 200.000 pegawai tahun depan. Di cina, pabrik pembuat mainan di Cina yang mengekspor produknya ke Amerika Serikat, seperti Mattel dan Disney, harus menutup pabriknya akibat krisis keuangan global. Akibatnya, 6000 orang karyawan di PHK. Di Hongkong pengangguran melonjak menjadi 3,5 persen. Adapun rasio pengangguran di negara yang mengunakan Euro mencapai 7,5%, Jerman 7,5, Jepang 4% dan Tiongkok 4% dan negara-negar lainnya di barat ataupun di Timur tengah ramai melakukan PHK massal.

International Labour Organization (ILO) memperkirakan jumlah pengangguran di seluruh dunia akan mencapai 210 juta pada akhir 2009. Jumlah itu meningkat sekitar 20 juta orang jika dibandingkan dengan pengangguran pada 2007 pada 2007 yang mencapai 190 juta orang . Peningkatan itu disebabkan maraknya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda banyak industri besar diseluruh dunia.

Di dalam negeri, ekspor barang-barang dari Indonesia menurun karena permintan dari negara-negara maju yang juga menurun. Bahkan ada yang menghentikan kontrak pembelian produk-produk industri garmen-tekstil, kayu dan produk perkembuan dari Indonesia. Akibatnya pabrik harus menurunkan kapasitas produksinya, ada yang sampai 40%. Pukulan lain adalah kemungkinan suku bunga pinjaman dalma negeri juga bergerak naik. Akibatnya, cicilan pokok dan bunga kredit perusahaan akan semakin membebani dan perusahaan pun tak mampu untuk bertahan. Buntutnya adalah rasionalisasi dalam bentuk PHK ratusan ribu karyawan industri padat karya di berbagi wilayah pertekstilan pulau jawa serta perkayuan Riau dan Kalimantan.

Pemerintah Indonesia, melalui Menkeu/Pejabat Menko Perekonomian Sri Mulyani, Menyatakan bahwa dampak krisis ekonomi dunid terhadap perekonomian Indonesia akan berlanjut hingga satu tahun mendatang. Saat ini krisis ekonomi gloal sudah mulai berdampak pad sektor riil. Data dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan saat ini 1396 pekerja sudah di PHK dan rencananya sekitar 20.930 pekerja juga akan di PHK. Selain itu, sekitar 1.025 pekerja sudah dirumahakn dan 18.891 pekerja lagi akan mengalami nasib yang sama. Konsekuensinya, tentu jumlah pengangguran di Indonesia kaan terus bertambah.

Menurut Sofyan Wanadi, ketua Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo), puncak PHK massal diperkirakan akan terjadi pada pertengahan 2009. Setidaknya 500 ribu hingga 1 juta orang akan kehilangan pekerjaannya hingga pertengahan tahun epan. Menurutnya, saat ini beberapa perusahaan sudah mulai merumahkan eberapa pekerjaannya. Namun, PHK massal akan mulai terasa mulai Januari atau Februari 2009. sektor industri yang paling terkena dampaknya adalalh industri yang padat karya seperti industri tekstil, sepatu, UKM, dan industri makanan minuman. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) bersama indsutri sepatu, misalnya, sudah mengalkulasi pengurangan tenaga kerja sekitar 10% dari total sekitar 2,5 juta pekerja saat ini. Industri lain, seperti industri makanan dan minuman ,industri elektronik, juga industri otomotif kurang lebih sudah punya hitungan serupa.

Akar Persoalan PHK

Gelombang PHK yang terjadi saat ini tidak lain merupakan dampak dari penerpana system ekonomi kapitalis karena lemahnya struktur ekonomi pasar yang dianut. Akibatnya, ia tidak mampu menahan gejolak negative di berbagai sektor hanya gara-gara krisis kredit perumahan. Akhirnya perekonomian dunia melemah, perusahaan mengalami kerugian triliun dolar dank as negara pun habis terkuras. Dalam system ekonomi pasar kapitalisme, lembaga perbankan dan keunganan merupakan pintu utama arus permodalan ke berbagai sektor perekonomian. Namun, data tersebut lenyap begitu saja di sektor non-riil. Lembaga perbankan dan keuangan pun akhirnya lumpuh. kelumpuhan tersebut mengakibatkan terhentinya proses produksi dan sekaligus mematikan daya beli perusahaan perusahaan, khususnya di negara maju, termasuk terhadap barang-barang impor. pertumbuhan ekonomi pun terus merosot sampai ke titik nol. Perusahaan-perusahaan di negara-negara pengekspor, termasuk Indonesia, yang mensupply bebagai kebutuahna ke negara negara maju seperti tekstil dan produk tekstil akhirnya menurunkan kapasitas produksinyanya sekaligus mengurangi/ merumahkan tenaga kerjanya.

Yang lebih mengerikan lagi adalah eek samping dari gelombang PHK massal ini seperti yang dikatkan oleh Harvey Brenner. Menurutnya, setiap 10 persen kenaikan pengangur, kematian naik 1,2 persen, serangan jantung 1,7 persen, bunuh diri 1,7 persen dan harapan hidup berkurang 7 tahun.

Solusi Islam.

Dalam system ekonomi Islam yang diterapkan oleh negara (Khilafah), PHK Sangat kecil sekali kemungkinannya bakal terjadi. Sebab, pronsip ekonomi Islam yang dianut adalh penyerapan pasas domestic yang sangat didukung oleh negara dalm rangka memenuhi kebutuhan individu masyarakatnya. Ekspor bukan lagi tujuan utama hasil produksi. Sebab, sistem mata uangnya juga sudah sangat stabil, yaitu dengan menggunakan standar emas (dinar dan dirham). Dengan demikian, negara tidak membutuhkan cadangkan devisa mata uang negara lain karena semua transaksi akan menggunakan dinar/dirham atau dikatikan dengan emas.

Negara juga akan menerapkan sistem transaksi hanya di sektor riil dan menghentikan segala bentuk transaksi ribawi dan non ril lainnya. Dengn begitu, perputaran barang dari sektor riil akan sangat cepat dan tidak akan mengalami penumpukan stok. Penawaran dan permintaan bukanlah indicator untuk menaikkan/menurunkan harga ataupun inflasi, karena jumlah uang yang beredar stabil sehingga harga akan stabil. sehingga harga akan stabil. Negara pun tidak perlu repot-repot mengatur jumlah uang beredar denan menaikkan/menurunkan suku bunga acuan seperti yang dilakukan negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis. Negara hanya akan memantau dan memastikan kelancaran proses distribusi barang dan jasa agar segala kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.

Selain itu, dalam sistem ekonomi Islam, negaralah yang mengelola sumber kekayaan yang menjadi milik rakyat. Hasilnya dikembalikan lagi kepada rakyat. Dengan demikian, jaminan sosial bagi masyarakat seperti pendidiakn dan kesehatan akan tepenuhi. Dalam kondisi seperti ini, daya beli masyarakat akan sangat kuat dan stabil. Harga tinggi bukan merupakan persoalan dlama sistem ekonomi Islam. Dengan terpenuhnya kebutuhan individu, pola hidup masyarakat pun menjadi lebiyh terarah. Mereka tidak lagi terperangkap dalam pola hidup individualis, dengan bersaing dan harus menang, dengan menghalalkan segala cara.

Pemerintah saat ini sepertinya telah kehabisan akal sehingga tidak bisa berbuat apa-apa untuk menanggulangi maslaha PHK massal tersebut, kecuali hanya wait and see saja. Padahal banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk menghadapi global ini.

Sudah waktunya bagi pemerintah dan masyarakat untuk memilih jalan keluar terbaik dari permasalahan ini. Caranya adalah dengan megnambil jalan yang ditawarkan Islam, yakni dengan menerapkan sistem ekonomi Islam sekaligus menrapkan sistem emerintah Islam. Tanpa itu kita akan terus menderit akibat terus menderit akibat berbagai persoalan hidup yang tidak pernah berkahir.


Apakah sistem Jahiliah yang mereka kehendaki? Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang yakin?(Q.s. Al-maidah 5: 50).

1 komentar:

ANNAS mengatakan...

Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu