UNSUNG
By DAVID FOXTON
Karya David Foxton
The Characters
Para Pemeran
BARRY WAKEFIELD
CHARLIE TAYLOR
PRIMARY TEACHER
“SPECKY’ WILKINSON (Later a BUS CONDUCTOR)
“ROBBO’ ROBINSON
SAMANTHA MORTON
‘FATTY’ WOTHERSON
TOM
TIM
LARRY
HARRY
TEACHER 1
TEACHER 2
BARRY’S MOTHER
BARRY’S DAD
ANDY
BRI
CHRIS
ANN HARDY
SUSAN ARKWRIGHT
NEIGHBOUR 1
NEIGHBOUR 2
HEADMASTER
MR SUMMER
MR COSTELLO
SERGEANT
CAPTAIN
BBC NEWSCASTER
SYNOPSIS
Cerita ini adalah sebuah cerita anak kecil yang bercita-cita ingin menjadi seorang pahlawan. Semua tontonan dan aktivitasnya bersifat kepahlawanan sampai-sampai gurunya selalu ingin mengubah impiannya untuk menjadi pahlawan. Namun dia tidak bisa mengubah impiannya tersebut untuk menjadi seorang pahlawan. Dimana-mana ketika orang bertanya kepadanya maka pahlawanlah yang dicertikannya.
Tidak ada yang lain yang dapat diceritakannya selain pahlawan sampai-sampai ibunya yang waktu kecil menyayanginya setelah dia besar sudah berkurang kasih sayangnya karena cita-citanya yang tidak masuk akal di zaman yang maju ini. Sudah perenah lamaran tes diajukannya tapi gagal itu karena ketika di wawancarai dia selalu bercerita tentang pahlwan yang tidak berhubungan dengan pertanyaan yang diwawancarai.Maka, gagallah wawancaranya itu.
Dia selalu membuat jengkel orang tuanya sampai-sampai dia tidak mau membantu ayahnya untuk bekerja di kebun untuk menggali lubang di kebun dia tidak mau dia hanya ingin menjadi pahlawan. suatu hari ketika pagi sabtu dia ingin menonton film kesayangannya di bioskop dia di hadang oleh kawanan anak nakal dan dia berhasil mengusir anak tersebut pada saat itu bertambah kuat untuk menjadi seorang pahlawan.
Pada saat dia sudah tamat sekolah para teman-temannya sudah mendapatkan pekerjaannya.tetapi pekerjaan yang diinginkannya untuk menjadi pahlawan karean dia tidak mau berusaha mencari pekerjaan sampai ibunya menyuruh dia untuk tidak menganggur. Suatu hari dia bertemu temannya dan perkataan temannya itu mengispirasi dirinya untuk masuk kesebuah rekruitmen tentara untuk dikirim ke Gallipoli dan saran temannya itu diterimanya. Dan dia diterima ditempat itu dan akhirnya dia dapat mewujudkan impiannya untuk menjadi pahlawan. Di tengah tugasnnya dia tewas ditembak dan akhirnya dia telah mewujudkan segala impiannya itu selama ini.
Setiap manusia mempunyai sebuah cita-cita atau pada zaman ini disebut dengan impian, impian bukan berarti bermimpi. Hendaklah impian itu disertai dengan usaha dan usaha yang berhasil itu diiringi dengan kerja yang keras dan untuk mendapatkannya kita perlu menghadapi dan memperoleh apapun dari impian kita itu seperti cacian, nasehat yang tidak mendukung impian kita dan kita ditinggalkan oleh orang yang kita percayai. Seperti Barry meskipun banyak yang mencemooh impiannya sewaktu hidup dan akhirnya dimasa kematiannya dia memperoleh apa yang diinginkannya untuk menjadi seorang pahlawan dan dia telah memperolehnya dan orang mengakui apa yang dimaksudkan sewaktu dia hidup.
The cast should act as a backing to all the scenes of the play. this can be achieved by their sitting in a semi-circle with the scenes being played within the semi-circle, and the chairs can be used to create the suggestion of the various locations: e.g. a cinema, an office, the interior of a bus, etc. In some scenes non-speaking members of the cast become a crowd, an audience, fellow-traveler, etc: all properties should be mimed.
Semua pemain harus melakoni semua adegan drama. Dan lakon in dilakukan oleh mereka dengan duduk melingkar dengan adegan bermain dengan setengah lingkaran, dan bangku dapat digunakan untuk menciptakan saran pada lokasi yang berbeda. seperti bioskop, kantor, interior bus dan lain-lain. dibeberapa adegan anggota yang tidak berbicara hanya menjadi orang biasa, penonton, dan para penumpang,dll. semua property adalah tiruan.
(As the curtain opens the cast sing to the tune ‘Billy, Don’t be a Hero
(Ketika tabir dibuka para pemeran menyanyikan “Billy, Janganlah menjadi seorang Pahlawan
Barry don’t be a hero, don’t be a fool all your life
Barry jangan menjadi pahlawan, jangan menyianyiakan seluruh hidupmu.
Barry don’t be a hero, make it a rule of your life.
Barry janganlah menjadi pahlawan, buatlah aturan pada hidupmu.
And as Barry started to grow
Dan ketika Barry mulai dewasa
They said keep your ambitions low
Mereka mengatakan kurangilah ambisimu.
Barry don’t be a hero, be just like me.
Barry janganlah menjadi pahlawan. Jadilah seperti kami.
Barry breaks forward and speaks to the audience.)
Barry maju kedepan dan bercakap-cakap kepada penonton
Barry : The youngest established age at which someone was awarded the Victoria Cross-a decoration awarded for conspicuous bravery to members of British and British Commonwealth armed forced, first instituted by Queen Victoria in 1856 and stuck from metal of guns captured at Sebastopol during the Crimean War- is 15 years and 3 months – Appreciate Arthur Fitzgibbon. That’s what I wanted to be.
Barry : Pada Umur muda yang luar biasa yang tidak mungkin yang mana seseorang dianugerahi oleh ratu Victoria karena keberanian menjadi anggota angkatan senjata Inggris dan angkatan bersenjatan Commonwelath Inggris, Yang di anugerahkan oleh ratu Victoria pada tahun 1856 dan anugerah itu senjata yang terbuat dari senjata pada saat menangkap Sebastopol selama Perang Crimean selama 15 tahun tiga bulan – untuk penghormatan Arthur Fitzgibbon. Yang merupakan keinginan ku.
Charlie : What an appreciate?
Charlie : Alangkah tersanjungnya.
Barry : Charlie never bothered to listen. Even in Primary school he never listened.
Barry : Charlie jangan pernah menyanggah. Bahkan di Sekolah Dasar tidak pernah mendengar.
(Scene : The primary School : The cast sing a snatch of ‘ Lavender Blue.)
(Adegan : Sekolah Dasar. Para pemeran langsung bernyanyi “Lavender Blue).
Charlie : Give us of your Plastic, Barry!
Charlie : Berikan kami plastikmu, Barry!
Barry : Miss said we had to use what we were given and no more, she said.
Barry : Kata bu guru kita harus memakai apa yang telah diberikan dan tidak lagi, kata dia.
Charlie : I can’t finish my man-eating monster if I don’t get some- come on, lend us some.
Charlie : Aku dak bisa nih menyelesaikan monster pemakan manusia ku jika aku tak dapatkan plastiknya, berikan kami sedikit.
Barry : Miss said….
Barry : Kata bu guru…..
Charlie : Aw! Come on….What you making, anyway!
Charlie : Aw! Ayolah ….Apa yang kau buat. ayo!
Barry : Victoria Cross.
Barry : Victoria Cross.
Charlie : Never heard of her, who is she?
Charlie : Jangan pernah dengarkan dia, Siapa sih dia?
Barry : It’s a medal-a cross puttee of bronze with the royal Crown surmounted by a lion in the centre and, beneath, the inscription for Valor.
Barry : Ini adalah mahkota yang dihiasi oleh permata berperunggu di kerajaan bergambarkan seekor singa dan dibagian ini melambankan keberanian.
Primary
Teacher : Now then, Barry Wakefield, let’s see what you’ve been doing. Oh, my goodness, is that all you’ve managed this morning? Charles has made a lovely man eating monster, and Sarah-Jane’s made a little Wendy house, family of snakes….and here you are with nothing to show for the entire morning except a rolled-out piece of Plastic with squiggles all over it. I think I know someone who can’t be trusted to arranged the conkers on our nature table.
Guru
SD : Lalu, Barry Wakefield, boleh ibu liat apa yang sedang kau kerjakan. Oh, Ya ampun, apakah ini yang kau kerjakan pagi ini? Charles telah membuat sebuah monster pemakan manusia, dan Sarah-Jane telah membuat sebuah rumah-rumahan Wendy, keluarga ular… dan kamu belum menunjukkan hasilmu selama pagi ini kecuali gulungan plastic dengan garis lekuk. Bu guru tahu seseorang yang tidak bisa dipercaya untuk diminta mengerjakan tugas conkersnya diatas meja ini.
Barry : And She didn’t let me play in the sand-tray.
Barry : Dan dia tidak mengizinkan aku bermain di bak pasir.
Primary
Teacher : And you certainly won’t play in the sand tray.
Guru
SD : Dan itu maunya kamu bermain di bak pasir itu.
Barry : Pity, that! I was going to do El Alamein, and be Monthly himself. Charlie would be Rommel- if he’d listen to instructions.
Barry : Kasihan, deh! Aku barusan mau mengerjakan El Alamein, dan setiap bulan dengannya. Charlie akan menjadi Rommel nya jika dia mau mendengar arahannya.
Primary
Teacher : I really don’t know what you’re going to be when you grow up.
Guru SD : Bu guru sungguh tidak mengerti jadi apa kau nanti sudah besar
.
Barry : I always knew what I wanted to be when I grew up. There was never any doubt about it. Charlie wanted to be a Frankenstein’s Monster… (Charlie mimes and freezes)….but I didn’t
Barary : Aku tahu mau jadi apa aku kelak sudah besar. Tidak ada yang meragukannya. Charlie ingin menjadi Monster Frankenstein…(Charlie meniru dan ketakutan)… namun aku tidak.
My friend specky Wilkinson wanted to be engine driver….(‘Speacky’ Shunts on as a train and freezes)…but I didn’t! Robbo’ Robinson said he wanted to be a professional footballer…(Robbo dribbles on, passes, and freezes)….but I didn’t
Samantha Morton said she wanted to be a fashion model but you don’t get boys things like that (Samantha’s entrance is stopped by Barry)
Teman ku Specky Wilkinson ingin menjadi sopir mobil (“Speacky melangsir seolah olah seperti kereta api dan ketakutan)… namun aku tidak! Kata Robbo’ Robinson dia ingin menjadi pemain sepak bola professional (Robbo mengiring bola, melewati, dan ketakutan).. namun aku tidak Kata Samantha Morton dia Ingin menjadi model namun kalian para anak laki-laki tidak bisa seperti dia( Langkah masuk Samantha terhenti oleh Barry)
Tom : (Entering and miming and freezing): …..A clown?
Tom : (Masuk dan meniru-niru dan ketakutan) …. Seorang Badut?
Barry : No!
Barry : Tidak!
Tim : (Entering and miming and freezing):… A policeman?
Tim : (Masuk dan meniru serta ketakutan)….Seorang Polisi?
Barry : No!
Barry : Bukan!
Larry : (Entering and miming and freezing): …A pop star?
Larry : (Masuk dan meniru serta ketakutan): …Seorang bintang Pop?
Barry : No!
Barry : Bukan!
Harry : (Entering and miming and freezing): ….A vicar?
Harry : (Masuk dan meniru serta ketakutan): … seorang Pendeta.
Barry : No!
Barry : Bukan!
(To audience) Nobody could guess. It was a secret! I didn’t tell anyone. Nobody knew. Except me.
(Ke penonton). Tidak ada seorang pun yang bisa menebak. Itu rahasia! Aku tidak akan memberitahu kepada siapapun. Tidak ada yang tahu. kecuali aku sendiri.
(The freeze breaks and the others gather round Barry asking “What you gonna be, Barry?, Tell us, Barry?, What’s the secret, Barry? Come on, Then they make guesses- a deep sea diver, a brain surgeon, and airline pilot, a king, an artist’s model, a hairdresser a bus conductress (They could become even sillier) They taunt him and eventually he gives in, and tells them.
(Suasana sudah tidak hening lagi dan kawan-kawan lainnya berkumpul mendekati Barry lalu bertanya” Kamu mau jadi apa, Barry?, Apa rahasianya Barry? Ayolah, lalu mereka menjawab-seorang penyelam, seorang dokter otak, dan pilot pesawat terbang, seorang raja, seorang artis model, seorang pencukur rambut, seorang kondektur bus (Mereka menjadi stress) mereka mengejek dia dan kemudian dia mengalah, dan mengatakan kepada mereka.
Barry : All right, I’ll tell you – a hero!
(Pause. Then they laugh and ad-lib scornful comments)
Barry : Baiklah, Aku katakan kepada kalian, Aku mau jadi pahlawan.
( Terdiam kemudian mereka tertawa dan mengomentari penuh hinaan)
Barry(interrupting): Stop it! Stop it! All of you . It’s not fair, Why shouldn’t I be a hero?
Barry (Menyanggah): Hentikan! Hentikan! Kalian semua. Ini tidak adil. Kenapa tidak boleh jadi pahlawan?
(They all freeze except Barry)
(Mereka semua terdiam kecuali Barry)
Barry(To audience): Why not? Eh? Why not? someone has to do it! And there weren’t any heroes up our street. Not one! My dad always said that Harry Evans was an hero having to put up with Mrs Evans- but I don’t think he meant it really! It was just because Mrs. Evans was a big fat lady! And old Mr Bolton had been in the war-at least he said that was why he limped-but my mum said he’d been run over by a tram in the blackout, and my dad said the only medal he’d been given was the Naafi medal for standing in the tea queue-So perhaps it wasn’t shrapnel at all!
But I wished I’d never told anyone. Everybody seemed to find out!
Barry (Kepada Penonton): Mengapa tidak?Eh? Mengapa? Setiap orang harus melakukannya dan belum ada satupun pahlawan yang ada di daerah kita. Belum ada! Ayah ku selalu berkata bahwa Harry Evans adalah seorang pahlawan yang selalu menengakkan kebenaran bersama nyonya Evans namun aku sungguh tidak mengerti maksud kebenarannya itu! Itu mungkin karena Nyonya Evans adalah wanita yang berbadan besar! dan Bapak Bolton yang tua telah berada di perperangan kata dia mengapa dia menjadi lumpuh akan tetapi kata ibuku dia telah dilarikan oleh sebuah kereta listrik pada saat mati lampu, dan kata ayahku bahwa hanya medali yang diperolehnya yaitu medali Naafi dan untuk memperolehnya perlu berdiri di antrian minum the. Jadi mungkin itu bukanlah pecahan peluru! akan tetapi aku berharap aku tidak akan mengatakan kepada siapapun. Karena nampaknya setiap orang menginginkan rahasia itu
(Scene : The High School-Staffroom.)
(Adegan : Di ruang kelas di perguruan tinggi)
Teacher1 : Seen anything of the new first year yet?
Guru 1 : Apa sudah cukup siswa pada tahun pertama?
Teacher2 : Enough
Guru2 : Cukup.
Teacher1 : What do they teach them in Primary school these days?
Guru1 : Apa yang mereka ajarkan kepada siswa Dasar saat ini?
Teacher1 : Less and less!
Guru1 : Tak banyak.
Teacher1 : And We have to pick up the pieces. Have you met this kid… Wakefield…Bernard…or Barry Wakefield?
Guru 1 : Dan kita harus panggil beberapa. Apakah Anda sudah bertemu anak ini. Wakefield…Bernard…atau Barry Wakefield?
Teacher2 : No-Why?
Guru2 : Belum-mengapa?
Teacher1 : Needs an educational psychologist- a define case for the shrink…claims he wants to be a hero.
Guru1 : Perlu sebuah pendidikan psikoligis untuk memahami maksud dari perkataan bahwa dia ingin menjadi seorang pahlawan.
Teacher2 : Hero, eh? Well, he’s come to the right place.
Guru2 : Pahlawan, eh? Ya, disatu sisi dia benar.
Barry : It’s hard to become a hero when everyone knows you want to be one. No one takes you seriously.
Barry : Sulit untuk menjadi seorang pahlawan ketika setiap orang mengetahui jika kalian ingin menjadi yang satu ini. Tidak ada orang yang mengerti mu.
(Scene : The Playing field)
(Adegan : Taman Bermain)
Teacher2 : Come on, Wakefield, tackle me, tackle me!
Guru2 : Ayolah, Wakefield, Tangkap ibu, tangkap!
(Barry fails abysmally)
(Barry gagal )
Teacher2 : Not quite a Roy of the Rovers, are you Wakefield? Not quite a hero of the centre circle, eh?
Guru 2 : Tidak mirip Roy of the Rover, apakah kamu Wakefield? Tidak seperti seorang pahlawan, eh?
Barry : I think I’ve twisted my ankle
Barry : Aku pikir aku telah mempelintir engkel ku.
Teacher2 : Spoken like a man of Superhuman strength, courage, or ability, favored by the gods! Move yourself, Wakefield.
Guru2 : Bicara kok seperti orang kuat saja, keberanian atau kemampuan,
Berhati-hati dengan Tuhan jangan sombong! Pindah Wakefield.
Barry : And it’s even harder to become a hero when your mum knows you want to be one.
Barry : Dan bahkan lebih sulit kamu jadi pahlawan apabila ibumu tahu kalau kau ingin menjadi itu.
(Scene : Barry’s home)
(Adegan : Dirumah Barry)
Mother : Come on, Our Barry! It’s time you were up! Heroes don’t lie in bed on Saturday mornings.
Ibu : Ayo, Barry ku! Bangun! Pahlawan tidak boleh tidur-tiduran pada pagi sabtu.
Barry : When do they lie in bed?
Barry : Kapan Mereka tidur?
Mother : Don’t be Cheeky! It’s time you were up! I won’t tell you again.
Ibu : Jangan bebal! Bangunlah! Ibu tidak akan mengatakannya lagi.
Barry : But she did!
Barry : Namun dia juga!
Mother : Eat your crusts, Barry.
Ibu : Makan Crustsmu (sejenis kerak). Barry.
Barry : But I don’t like them, Mum
Barry : Aku tidak suka, Ibu.
Mother : You’ll never be a hero if you don’t eat your crusts up. How can you hope to grow up big and strong?
Ibu : Kau tidak akan menjadi seorang pahlawan kalau kau tidak memakan Crusts mu. Bagaimana kau bisa besar dan kuat?
Barry : Heroes don’t have to be big and strong.
Barry : Seorang pahlawan tidak perlu besar dan kuat.
Mother : Of course they do-who told your otherwise?
Ibu : Tentu mereka makan siapa yang mengatakan seperti itu?
Barry : I read it in a book.
Barry : Aku baca di buku.
Mother : Well, I bet Winston Churchill always ate his crusts up. And Horatio Nelson. And I’ll be scoot of the Antarctic’s mother didn’t have to stand over him a breakfast time, to get him to eat his Frosties…
Ibu : Baiklah, Ibu tau Winston Churchill selalu memakan Crustsnya. dan Horatio Nelson. Dan Ibu bisa berlari kencang di antartika ibu tidak harus berdiri diatasnya pada saatmakan pagi, dan mengambil Frostienya.
(Barry gets up to go)
(Barry siap-siap untuk pergi)
And where are you going now?
Nak mau kemana?
Barry : I’m just gong out-I may be some time!( To audience) My mother didn’t understand.
Barry : Aku hanya mau keluar aku perlu waktu! (Ke para penonton) Ibuku tidak mengerti.
(Scene : Outside Barry’s House)
(Adegan : Berry berada dirluar rumahnya)
Charlie : Are you ready then, Barry?
Charlie : Apakah kau siap, Barry?
Barry : Ready?
Barry : Siap?
Charlie : Flash Gordon…Come on, I’ll see you inside.
Charlie : Ayo Flash Gordon…, Aku akan menangkapmu.
Barry(To audience) : Saturday morning pictures at the Bug hutch.
Barry (Ke para penonton) : Suasana pagi sabtu di Bug hutch.
Mother : Barry! Barry! Have you finished your breakfast?
Ibu : Barry!Barry!Apa kamu sudah selesai makannya?
Barry : Yes Thanks, Mum!
Barry : Ya, Bu!
Mother( To Audience) : He’s not eating enough breakfast….You can’t be a hero on an empty stomach, can you? I don’t know- I wish I understood that boy… I don’t know who he takes after …but It’s no one in my family I can tell you that!
Ibu(ke Penonton): Dia belum selesai makan….Kau tidak bisa jadi seorang pahlawan dengan perut kosong, ayo? Aku tidak mengerti-Aku harap aku dapat memahami anak itu siapa yang dapat mereawat anak itu …dak ada dikeluargaku yang sanggup merawatnya.
(Dad ‘Sword-fences’ on)
(Ayah memainkan anggar)
Barry : Morning, Errol Flynn!
Barry : Pagi Errol Flynn!
Dad : And where do you think you’re sloping off to, our Barry?
Ayah : Dan dimana pikiranmu Barry?
Barry : Going to the Bug Hutch, Dad! Pictures! It’s Saturday morning pictures.
Barry : Ke Bug Hutch, Ayah! Gambar! ini film sabtu pagi ini.
Dad : Aren’t you getting a bit old for that these days!
Ayah : Apakah kau sedikit lebih tua hari ini!
(He fences more)
(Dia main anggar lagi)
Barry : How d you mean. D’Artagnan?
Barry : Bagaimana pendapatmu dengan D’Artagnan?
Dad : It’s for kids! Little Kids! You’re growing up, Barry!
Dad : Mainan itu untuk anak-anak! untuk anak kecil! Barry kau sudah besar!
Barry : But it’s Flash Gordon, Dad.
Barry : Namun ini adalah Flash Gordon, yah
Dad : It’s rubbish, more like! You’d be a lot better off helping me down the allotment.
Dad : Itu sampah! kau lebih baik Bantu kami memberikan bantuan.
Barry : It’s the last episode, Dad- The Curse of Ming.
Barry : Ini episode terakhir, The Curse of Ming yah.
Dad : It’s a curse all right! You’ll never be a hero if you go to the pictures on Saturday mornings
Ayah : Itu tak ada gunanya! Kau tidak akan menjadi seorang pahlawan jika kamu nonton film itu sabtu pagi ini.
(He “fences’ more)
( Dia main anggar lagi)
Barry : I don’t think that my Dad, the Douglas Fairbanks of Hope Street, Understood either.
Barry : Aku tidak mengarty apa maksud Ayahku, Si Douglas Fairbanks of Hope Street mengerti.
Dad : You’d learn more by helping me, our Barry!
Ayah : Kau harus banyak belajar, Barry!
Barry : Barry Wakefield- The rhubarb hero- champion of the Westmoor alloterments.
Barry : Barry Wakefield-Si Pahlawan rhubarb- Pemenang the Westmoor alloterments.
Dad : Are you coming then, Superman?
Ayah : Mau Ikut tidak, Superman?
Barry : Next week! Next week!
Barry : Minggu depan!Minggu depan!
Dad : I don’t give pocket money to heroes who won’t dig the garden. and we’ve got that tree to chop down some time!
Ayah : Ayah tidak akan memberimu uang saku kepada pahlawan yang tidak mau menggali taman dan kami menanam pohon.
Barry : Next Week! Next Week!
Barry : Minggu depan!Minggu depan!
Barry : George Washington never had this problem.
Barry : George Washington tidak pernah menemukan masalah ini.
(He moves off towards the cinema)
(Dia menuju ke tv)
(Scene : the street)
(Adegan : Di jalan)
Andy : Where are you off to, Barry Wakefield?
Andy : Mau kemana, Barry Wakefield?
Barry : Pictures!
Barry : Nonton!
Bri : What for?
Bri : Untuk apa nonton?
Barry : A haircut, what do you think?
Barry : Potong rambut, bagaimana menurutmu?
Bri : Watch it, you, or I’ll give you a thumping ?
Bri : Lihatlah, kau atau aku yang akan memberikan mu pukulan?
Barry : You and whose army?
Barry : Kau dan tentara mana?
Bri : I’m warning you?
Bri : Aku hanya memperingatimu?
Andy : Leave off him!
Andy : Tinggalkan dia!
Bri : You shut up an all! I reckon it’s time someone gave him a real bashing.
Bri : Dia kamu semua! ini saatnya memberikan perhitungan untuk memberikan pengajaran yang sesungguhnya.
Chris : Leave him alone.
Chris : Tinggalkan dia sendirian.
Barry : Come one then! I’ve got five minutes before the pictures start. What are you waiting for?
Barry : Maju satu-satu! Aku punya lima menit sebelum film mulai. Apa yang kalian tunggu lagi?
Bri : Right! You’ve asked for it!
Bri : Baiklah! Kau yang meminta!
Chris : Now is your chance to be a hero, Barry.
Chris : Ini saatnya kesempatanmu untuk menjadi Pahlawan, Barry.
Bri : Come on- ready when you are!
Bri : Ayo mulai!
Chris : And in the Blue Corner at five stone, wet through, that well-known would be hero Barry ‘Bone Cruncher’ Wakefield.
Chris : Dan di sudut itu ada lima batu, lakukan jika mau jadi pahlawan Barry ‘Bone Chrucher’ Wakefield.
Bri : Stop all that! Just let me get at him.
Bri : Berhenti! Biar aku yang melawannya.
Chris : Versus ‘Killer’ Goodwin from Gaitskill Avenue.
Chris : Melawan ‘Killer’ Goodwin dari Gaitskill.
Barry : I’m not scared of him!
Barry : Aku tidak takut padanya!
Chris : Course you’re not- you’re a hero after all!
Chris : Tentu kau bukanlah sama sekali seorang pahlawan.
Barry : Not yet I’m not!
Barry : Belum.
Andy : You will be after all this lot.
Andy : Kau akan menjadi pahlawan setelah ini.
Chris : What do you mean?
Chris : Apa maksudmu?
Andy : Facing up to Goodwin- he’ll be a right hero at school.
Andi : Lawan Goodwin-Dia akan menjadi pahlawan yang sesunguhnya di sekolah.
Barry : I’ve got to make a start somewhere!
Barry : Aku akan menjadi bintang!
Bri : Just a minute- what was that you said!
Bri : Tunggu-Apa maksudmu tadi!
Barry : Me?
Barry : Saya?
Bri : No, him. (Indicates Andy) What did you say about being a hero?
Bri : Tidak, dia( menunjuk Andy) Apa maksudmu menjadi seorang pahlawan?
Andy : I said that Barry will be a hero at school – after fighting you.
Andy : Kataku bahwa Barry akan menjadi seorang pahlawan di sekolah setelah melawan mu.
Bri : Oh, will he?
Bri : Oh, bisakah dia melawanku?
Chris : I should think so!
Chris : Aku kira begitu!
Bri : Right then- I’m not fighting – I’m not interested any more! Get yourself another mug!
Bri : Baiklah aku tidak akan melawan-aku tidak tertarik lagi! Bengal!
Barry : Come on! Put them up! What are you so scared of?
Barry : Ayo! maju! Apa yang kau takutkan?
Bri : You’re not making a fool out of me! No way!
Bri : Kau tidak mempermainkan aku! Tidak mungkin!
(Bri, Chris and Andy drift off)
(Bri, Chris dan Andy lari)
Barry : Come back! come on! I’m ready for you! I’m not scared! I’m not bothered about you, Goodwin. You don’t scare me! I’ll cripple you! I’ll mullycrush you! I’ll pulverize you! I’ll spifflercate you! Killer! Rubbish! Come on then! I’ll knock the living daylights out of you! I am the Champion! I am the greatest! the best! Amazing! Supreme!
Barry : Kembali! ayo! Aku siap nih! Aku tidak taku! aku tidak peduli siapa kamu, Goodwin. Kamu takut pada ku! Aku akan melumpuhkan mu! Aku akan meremukkan mu! Aku akan melumat kalian!Aku akan menjatuhkan kam! Pembunuh! Sampah! ayo! aku akan mengalahkan mu! Aku pemenang! Aku yang terbesar! Yang terbaik! Luarbiasa! Hebat!
Ann : I always thought heroes were modest, Barry Wakefield?
(Pause) Come on, We’ll be late for flash Gordon.
Ann
(diam sesaat) : Aku kira pahlawan adalah selalu rendah hati, Barry Wakefield?
Ayo, kita terlambat nonto Flash Gordon.
Barry(To Audience) : He did on Saturday mornings.
Barry ( Kepada Penonto): Dia berhasil di hari sabtu pagi.
Barry : Well, she brought the mint imperials!
Barry : Baiklah, Dia membawa penjajah!
Ann : … and the fruit gums.
Ann : …. dan gula-gula karet rasa buah.
Barry : Yes…
Barry : Ya…
Ann : ….and the crisps…
Ann : …..dan Crispi.
Barry : Yes…
Barry : Ya….
Ann : …Cheese and onion…
Ann : ….Keju dan Bawang merah.
Barry : Not always!
Barry : Tidak Selalu!
Ann : Well, sometimes they were salt and vinegar.
Ann : Baiklah, Kadang-kadang itu adalah garam dan asam.
Barry : That’s why I went with her.
Barry : Itulah mengapa aku ikut bersamanya.
Ann : ….and because you were scared of the dark!
Ann :….dan karena kau takut dengan kegelapan bukan!
Barry : It isn’t true. Ooh! You do tell lies, Ann Hardy!...and anyway I didn’t pay for her.
Barry : Ini tidak benar. Ooh! Kau berbohong, Ann Hardy! Dan Aku tidak membayar dia.
Ann : I always thought that heroes were generous, Barry Wakefield.
Ann : Aku selalu berpikir bahwa pahlawan adalah bermurah hati, Barry Wakefield.
Barry : Only those that dig the garden, my Dad says!
Barry : Hanya melubangi kebun, kata ayahku!
Ann : Come on! We don’t want to be late… I said I’d meet Susan Inside.
Ann : Ayo! kita jangan terlambat…Aku mau bertemu Susan di dalam.
Barry : Oh no! Not Susan Arkwright! Why didn’t you tell me before!
Barry : Oh tidak! Bukan Susan Arkwright! Kenapa kau tidak memberi tahu aku sebelumnya!
Ann : I forgot.
Ann : Aku lupa.
Barry : Arkwright the ‘Orrible. A mouth on legs! She’ll never stop talking! And she’ll tell everybody I was out with Ann. Oh heck. Just my luck to meet the Mouth of the Month.
Barry : Arkwright si ‘Orrible. Sebuah mulut dengkul! Dia tidak berhenti berbicara dan dia tidak akan menceritakan kepada siapa-siapa aku akan pergi dengan Ann. Oh brengsek. Tinggal nasibku untuk bertemu the Mouth of the Month.
Ann : Come on, Barry! What’re you waiting for?
Ann : Ayo, Barry! Apa yang sedang kau tunggu?
Barry(Stoically) : It is a far, far better thing I do than I have ever done before. It is a far, far better rest I go to….
Barry(Dengan tenang): Ini masih jauh, apa yang lebih baik ku lakukan dari sebelum hal yang tadi ku lakukan. Masih jauh, masih jauh lagi.
Ann( Dragging him off) : …..Come on- Danger Mouse!
Ann(Menariknya) : …..ayo-Tikus ganas!
(Scene: in the Cinema)
(Adegan: di Bioskop)
Susan : I tell you! It were that funny ….. I’d said I’d go to the Saturday pictures with Ann Hardy-You know-her whose father runs that betting shop on the corner of Price Street. Well I went ….and she said to meet her inside…so I were there with me bag of midget gems and some kayli….and I waited …and I thought she weren’t going to turn up….and there were these lads behind and they kept making comments…and pulling me plaits…and I told them to stop…and one of them was that big spotty kid from Mrs. Henshaw’s class….but he just laughed….and I was just about to go and…when Ann comes in (She does)….with Barry Wakefield with her ….I was that ….surprised …and he sat with us…all the way through…..and when Flash Gordon was on he kept shutting me up….all the time… he wouldn’t let me talk. I finished all me midget gems and most of me kayli ‘cos it were that dark….and at the end when the light were coming on again…they looked right soft and embarrassed like…and I couldn’t sworn I heard that Barry Wakefield say to Ann…just at the end of Flash Gordon…in the dark…’en said….Give us a kiss.
Susan : Aku ingin ceritakan kepadamu! ini lucu… Aku telah katakana aku akan pergi nonton pada sabtu pagi dengan Ann Hardi kau tahu dia yang ayahnya berlari yang berjaualan di sudut jalan. Baiklah aku pergi… dan dia berkata untuk bertemu dia didalam… jadi aku disana dengan tas penuh dengan permen karet dan kayli….dan aku jmenunggu… dank aku kira dia tidak akan kembali… dan ada anak kacung yang mengganggu tadi dan mereka menghina… dan dan menarik ku…dan aku minta mereka untuk berhenti…dan salah satu dari mereka anak yang berjerawat berbadan bear itu adalah Murid nyonya Henshaw….namun dia hanya tertawa…dan aku pergi saja dan…Ketika Ann masuk (dia melakukan)…dengan Barry Wakefield….aku sungguh terkejut…dan dia duduk bersama kami…dan ketika Flash Gordon mulai diputar dia membuat aku terdiam…dia tidak mengizinkan aku berbicara. Aku mengunya semua permen karetku dan dan semua Mekaylie karena ruangan gelap…dan diakhir ketika lampu dihidupkan lagi…mereka melihat dan memeluk seperti….dan aku tidak bisa mau berbohong aku mendengar bahwa Barry Wakefield mengatakan kepada Ann…diakhir cerita Flash Gordon…di kegelapan dan dia berkata berikan kami ciuman.
Barry : ….I never. It’s not true! You don’t tell lies, susan Arkwright! I never said it!Never!
Barry :….Tidak. Ini tidak benar! Kau tidak berbohong, Susan Arkwright! Aku tidak pernah mengatakan seperti itu! Tidak pernah!
Susan : It were something like that!.....what a hero!
: Seperti itukah!....seorang pahlawan!
Barry : It wasn’t.
Barry : Itu tidak benar.
Susan : You don’t kid me, Barry Wakefield – I heard!
Susan : Kau jangan mempermainkan ku, Barry-Wakefield-Aku dengar!
(She goes)
(Dia Pergi)
Barry : How do you like that? Mouth like a west Country oven-ears like a fish –and brain the size of a pea. I never said that! She wants looking at! She wants her brains washing. Still we heroes have to put up with fools. I may have to save susan Arkwright from a blazing towering infero.
Barry : Bagaimana bisa kau menyukai itu? Mulut seperti negara barat telinga seperti seekor ikan-dan otak seperti ukuran kacang polong. Aku tidak pernah mengatakan itu! Dia ingin melihat! Dia ingin otaknya dicuci. Masihkah memperolok para pahlawan. Aku mungkin harus menjaga Susan Arkwright dari sengatan terik matahari.
Charlie : What do you say to her, then?
Charlie : Apa yang kau ucapkan kepadanya, kemudian?
Barry : To who?
Barry : Kepada siapa?
Charlie : Ann.
Charlie : Ann.
Barry : Oh that….well….I just said…well….er…kiss me Hardy! (To Audience) Just practicing, that’s all!
Barry : Oh itu… Aku hanya katakana baiklah….er…ciuplah aku Hardy!( kepada para menonton) hanya latihan.
(Scene: in the Washeteria: the cast make a humming in the background)
(Adegan: Di Washerteria: Pemereran membuat dengungan)
Neighbor1 : I was in the Park you see-gone to feed the ducks.
Tetangga1 : Aku berada di taman memberi makan bebek.
Neighbor2 : The ducks?
Tetangga2 : Tetangga?
Neighbor1 : When I saw this lad.
Tetangga1 : Dimana aku melihat kacung ini.
Neighbor2 : This lad?
Tetangga2 : Kacung ini?
Neighbor1 : He was jumping in and out of the duck-pond.
Tetangga1 : Dia meloncat masuk ke kolam bebek.
Neighbor2 : The duck-pond?
Tetangga2 : Kolam bebek?
Neighbor1 : I thought……here’s a funny thing.
Tetangga1 : Aku kira ini hal yang lucu?
Neighbor2 : Funny thing?
Tetangga2 : Hal yang lucu?
Neighbor1 : And I couldn’t get me crusts to the ducks properly…..and I do look forward to feeding them….’cos he was splashing about and that.
Tetangga1 : Dan aku belum dapat menguliti bebek itu dengan baik… dan aku sungguh mengharapkan untuk memberikan mereka makan…karena mereka mencebur.
Neighbor2 : Splashing?
Tetangga2 : Mencebur?
Neighbor1 : And then I recognized him….it was Gladys Wakefield’s land…..
Tetangga1 : Dan kemudian aku menyadari itu adalah tanah Gladys Wakefield.
Neighbor2 : Barry!
Tetangga2 : Barry!
Neighbor1 : That’s him….so I says….and what d’you think you’re doing, Bernard?
Tetangga1 : Itu dia… jadi dan bagaimana menurutmu yang kau kerjakan. Bernard?
Neighbor2 : Barry!
Tetangga2 : Barry!
Neighbor1 : Yes……and he said…to me….he said….
Tetangga1 : Ya… dan kata dia… kepadaku.. katanya….
Neighbor2
Practising
Neighbor1
Neighbor2
Latihan
Neighbor1
Neighbor1 : How did you know?
Tetangga1 : Bagaimana kau tahu?
(The humming stops)
(Dengungan berhenti)
Neighbor2 : You should see him rescuing cats from tress.
Tetangga2 : Kau harus melihat dia menyelamatkan kucing dari tikus.
Barry : I know it’s only small beginnings…..but they’re in the paper every day. Here, listen to this one…..BOATING LAKE HERO. Young Tracery Marshall, 6 of Kidderminster Avenue is recovering from her narrow escape from drowning yesterday in the boating lake at Southfield Park. Tracey slipped while playing at the edge and was rescued by Rex, The 8 year old Alsatian who is a family pet…(He tails off)
Barry : Aku tahu ini baru permulaan kecil….namun mereka ada di Koran setiap hari. Ini, dan dengan ini….BERDAYUNG DANAU PAHLAWAN. Tracery Marshall yang mudah, di jalan Kidderminster nomor 6 meliputi pelarian kecilnya dari hampir tenggelam kemarin pada saat berdayung di danau di taman Southfield. Tracey terpeleset ketika bermain di pinggir danau dan di selamatkan oleh Rex, Pemuda berumur delapan tahun berasal dari Alsatian yang merupakan keluarga binatang peliharaan…(ekornya lepas)
(Scene: the school Corridor)
(Adegan: di lorong sekolah)
Charlie : Are you on careers interview today, Barry?
Charlie : Apakah kau di interview hari ini, Barry?
Barry : Woof! Woof!
Barry : Woof( menyalak)! Woof!
Charlie : Morning or afternoon?
Charlie : Pagi atau Sore?
Barry : Woof! Woof! Woof!
Barry : Woof!Woof!Woof!
Charlie : So am I. Is your mum coming up?
Charlie : Aku Juga. Apa ibumu sudah pulang?
Barry : Woof!
Barry : Woof!
Charlie : No! They don’t have to. (To audience) He’s almost human you know, I think he understands almost everything we say to him. Barry (He whistles) ….Walkies!
Charlie : Belum! Mereka belum. (Kepada penonton). Dia manusia, Aku kira di mengerti semua yang kita katakana kepadanya Barry (Dia bersiul)…Walkies!
(Scene: the school Assembly)
(Scene: Rapat sekolah)
Headmaster : Thank you, Mr Barnes. I just want to have a word with you fifth-years about the importance of the Careers interviews that have been arranged for you all day. I’m sure that all of you realize the importance of asking the correct decision as regards your career. All too soon the public examination will be upon us and it is vital that you adopt now the correct attitude to work. For out of these examinations will come the results upon which the career choice that you have made, in conjunction with the Authority’s careers officers, and our own careers Teachers- Miss Abbot and Mr. Costello-for whose guidance I know you are all immensely grateful-depend! what more can I say?
Kepala Sekolah : Terima kasih Pak Barnes. Saya hanya ingin penjelasan dari anda tahun kelima mengenai pentingnya wawancara karier yang yang telah disusun oleh mu seharian. Saya yakin bahwa kalian semua menyadari pentingnya menanyakan keputusan yang benar sebagai pertimbangan karir Anda. semua pelatiah public akan tergantung kepada kita dan ini penting bahwa kalian disesuaikan sekarang dengan sikap yang baik di dunia kerja. Untuk ujian ini akan terlihat hasil yang mana pilihan karir yang telah anda putuskan. bersamaan dengan petugas wewenang karir, dan dan karir kita guru- Ibu Abbot dan Bapak Costello yang membimbing saya tahu kalian semua berperan besar itulah yang ingin saya katakana?
Barry : I see you stand like greyhounds in the slips, straining upon the start. The game’s afoot: Follow your spirit; and, upon this charge Cry’ God for Harry! England and….”’
Barry : Aku tahu kau berdiri seperti anjing pacuan yang terpeleset, yang kotor dalam perlombaan pacu: Ikutilah semangatmu, dan atas perubahan ini Berteriak lah God For Harry! England dan…”.
Mr. Summers : Next.
Pak Summers : Lalu.
(Scene: The careers Room Barry walks into careers interview)
(Adegan: Di ruang karir Barry berjalan menuju wawancara karir).
Mr. Summers : Do take a seat, Mushtaq.
Pak Summers : Duduklah , musthtaq.
Barry : It’s Barry!
Barry : Ini Barry!
Mr. Summers : Mr. Costello has, I know, spoken to you already, Mustaq.,… and explained the difficulties in a medical career….
Pak Summers : Pak Costello telah berbicara kepada Anda, Mustaq,…dan jelaskan kesulitan di karir kesehatan….
Barry : I’m Barry! Barry! Not Mushtaq.
Barry : Saya Barry!Barry! Bukan Mushtaq.
Mr. Summers : Barry?
Pak Summers : Barry?
Barry : That’s right, Barry Wakefield.
Barry : Ya, Barry Wakefield.
Mr. Summers : So You’re not Mustaq Ahmed of SPR?
Pak Summers : Jadi Anda bukan Mustaq Ahmed dari Rusia?
Barry : That’s right-I’m not!
Barry : Ya benar bukan!
Mr. Summers : Wakefield, you say, Wakefield…wakefield…ah here we are …wakefield, Barry A.
Pak Summers : Wakefield, katamu, Wakefield…wakefield…ah ini …wakefield, Barry A.
Barry : Arthur.
Barry : Arthur.
Mr. Summers : Really?
Barry : After Arthur Fitzgibbon, but his real name was Andrew.
Barry : Setelah Arthur Fitzibbon, namun nama sebenarnya adalah Andrew.
Mr. Summers : Really?
Pak Summers : Sungguh?
Barry : A mistake when he was gazette.
Barry : Sebuah kesalahan ketika dia berada di surat kabar.
Mr. Summers : So?...Now!...Tell me!...What direction are you thinking of? What …area, if I may use a technical term, were you aiming for….
Pak Summers : Jadi? Sekarang!.. Ceritakan kepadaku!....Bagaimana arah pandanganmu? dimana arahnya, jika aku boleh menggunakan istilah tekhnis, apa rencanamu…
Barry : Heroics.
Barry : Gagah Berani.
Mr. Summers : Mm!...Yes…but what exactly?
Pak Summers : Mm!..Ya…tapi lebih tepatnya?
Barry : I don’t want to be precise….any aspect, really.
Barry : Aku tidak mau menjadi seksama…beberapa aspek, sungguh.
Mr. Summers : I see-and what subjects are you studying at present?
Pak Summers : Saya tahu dan apa mata pelajaran yang kamu perlajari sekarang?
Barry : Well…English and Math, of Course…and then me options are Art, CDT, PSE, Typing and the Link Course in Electronic Engineering.
Barry : Baiklah, Bahasa Inggris dan Matematik, tentunya… dan dan mata pelajaran pilihan adalah Seni, CDT, PSE, mengetik dan kursus teknik Elektronik.
Mr. Summers : Yes….well, are there any questions you want to ask me?....er…..
Pak Summers : Ya, Ada pertanyaan yang ingin kau tanyakan padaku?...er….
Barry : Barry-well, my Mum and Dad wondered if there was a YTS scheme that would be useful. So that I could broaden my knowledge of heroics and…..you know….
Barry : Barry, Ibu dan Ayahku berharap jika ada sebuah skema YTS yang dapat berguna. Jadi aku dapat memperluas ilmu pengetahuan ku dari semangat kepahlawanan dan Anda tahukan…..
Mr. Summers : Quite! Quite! ….just a moment, excuse me a minute…Mushtaq.
Pak Summers : Berhenti! Berhenti!....tunggu sebentar, maaf sebentar…Mushtaq.
(He goes)
(Dia Pergi)
Barry : He’s gone out either for a quick faq or to talk to Mr. Costello.
Barry : Dia keluar juga untuk menceritakna hal yang tidak benar pad Pak Costello.
(Scene: the school Corridor)
Adegan: Di koridor sekolah)
Mr. Summers : Ah, there you are, Lou,…could I just have a word?
Pak Summers : Ah,. kamu, Lou… Aku tidak bisa mengatakan sepatah katapun?
Mr. Costello : It’ll have to be quick. I should be in T7 with 4HN.
Pak Costello : Cepat sekali. Aku harus berada di T7 dengan 4 HN.
Mr. Summers : About….Mushtaq…Wakefield.
Pak Summers : Mengenai ….Mustaq…Wakefield.
Mr. Costello : Barry.
Mr. Costello : Barry.
Mr. Summers : That’s him. I’m just interviewing him now.
Pak Summers : Itu dia aku barusan mewancarai dia.
Barry : Mr. Costello will put him right.
Barry : Pak Costello akan mengatakan kepadanya yang benar.
Mr. Costello : An easy case…easy! All Barry wants to…
Pak Kostello : Hal yang mudah…mudah! semua yang diinginkan Barry…
Mr. Summers : Yes! Yes! I know, aerobics! He said!
Pak Summers : Ya!Ya! Aku tahu, Aerobik! Kata dia!
Barry : Just someone else who doesn’t listen.
Barry : Hanya sedikit orang yang tidak mendengar.
Mr. Costello : Aerobics! No… you got it wrong…Heroics ..he wants to be a hero, does our Barry.
Pak Costello : Aerobics! Tidak…kau slaah…Heroik…dia ingin menjadi seorang pahlawan, itu yang barry mau.
(He goes)
(Dia pergi)
Barry : Mr. Thing never came back. He confirmed all my dad’s worst suspicions about Careers Officers.
Barry : Pak Thing tidak pernah kembali. dia menceritakan semua kejelekan ayahku tentang petugas karir.
(Scene: Barry’s Home)
(Adegan: Dirumah Barry)
Dad : What kind of a job’s that? I mean….a job advising people about getting a job. How do you train for that? What do they know about real work? Eh?
Ayah : Pekerjaan apa itu? Maksudku…sebuah pekerjaan memberi nasehat orang-orang mengenai sebuah pekerjaan. Bagaimana kau bisa berlatih mengenai itu? Bagaimana mereka tahu tentang pekerjaan yang sebenarnya?
Barry : And he dashed off to the pub to settle an old score with Basil Rathbone.
Barry : Dan di pergi dengan tergesa-gesa ke pub untuk menenangkan sebuah nilai kuno bersama Basil Tathbone.
Mother : You can’t sit there all day, Our Barry! I mean it’s six weeks since you left school. Heroes should be up and about, seeking employment-that Mr. Tebbit says so.
Ibu : Kau tidak bisa duduk disana sepanjang hari, Barry! Setelah enam minggu kau tamat sekolah. Pahlawan harus bangun dan maju, mencari pekerjaan yang Dikatakan Pak Tebbit.
Barry : I’ve got a puncture.
Barry : Aku telah memperoleh bocoran.
Mother : I mean, Charlie’s got that job down at the joke shop-I saw him in mask last Monday and he always says “Hello, and Graham Armitage is working in a bank, and here you are…waiting…to be a hero. I thought you would have grown out of it by now….I really did! It was nice when you were little, it was different,….but now…I mean, Barry…there just don’t seem to be the job opportunities. What are you going to do?
Ibu : Maksudku, Charlie telah mendapatkan pekerjaan di toko badut Ibu lihat dia memakai kostum Senin kemarin dan dia selalu mengucapkan Hello, dan Graham Armitage bekerja di sebuah bank, dan kamu disini ingin menjadi seorang pahlawan. Ibu pikir kau harus meninggalkan impian itu sekarang… Ibu senang ketika ketika kau masih kecil, saat itu kau berbeda… tapi sekarang …Barry masih banyak kesempatan pekerjaan. Kau mau apa?
Barry : She had a point there. I mean, I was prepared ….I was at the ready…but there was no demand …not round our way. And anyway I didn’t find the jokes funny any more.
Barry : Dia telah mendapatkan tujuannya disana. Aku sudah siap namun tidak ada panggilan…belum ada. dan kalau begitu aku tidak akan melucu lagi.
(Scene: the street)
(Adegan: di jalan)
Tom : Why not go on one of them YTS schemes, Barry? They need heroes.
Tom : Mengapa tidak meneruskan ke YTS, Barry? mereka memerlukan pahlawan?
Tim : Hey, Barry, Why not become religious- you could open your own church for hero worship!
Tim : Hey Barry, Kenapa tidak menjadi orang alim kau bisa membuka gerejamu sendiri untuk amal pahlawan.
Harry : Have you heard about that Hero course a East Anglia University, Barry-Posthumous students only!
Harry : Sudah kah kalian mendengar mengenai pahlawan dikutuk di sebelah timur Universitas Anglia Barry itu hanya siswa Posthmous
Larry : Come on the dole with us, Barry-that’s where the real heroes are.
Larry : Ayolah bersedekahlah kepada kami Barry itu lah pahlawan yang sesungguhnya.
Charlie : Why don’t you join the Army, Barry? It’s a man’s life! And it could be your big chance to make hero.
Charlie : Kenapa kau tidak bergabung dengan Angkatan Bersenjata, Barry? Itu benar benar laki-laki? dan disana kesempatan kau menjadi pahlawan.
Barry : Of Course! Now why didn’t I think of that before? The Falkland conflict. (The cast whistle Colonel Bogey) My word yes, The Bridge on the River Kwai. A Bridge too far. All Quiet on the Western Front. Gallipoli. The long and the short and it was only a bus ride down to the recruiting office.
Barry : Tentu! Sekarang kenapa aku tidak terpikirkan itu dari dulu? di Konflik Falkland (bersiul colonel Bogey) Apa kata ku ya, Brigadir di sungai Kwai. Seorang brigadier jauh dari sebelah barat di Gallipoli. Jauh dekatnya ke tempat perekrutan hanya pakai bus.
(Scene: the bus)
(Adegan: di Bus)
Conductor : Fares, please.
Konduktor : Ongkos.
Barry : Terminus, please.
Barry : Ke Terminus.
Conductor : That’ll be 30 pence.
Konduktor : Ongkosnya 30 pence.
Barry : Half-fare?
Barry : Setengah harga?
Conductor : Who’re you kidding? Half-fare? Do you think I was born yesterday? Come off it-pay up or get off- we expect our heroes to be honest, Barry Wakefield.
Konduktor : Apa kau bercanda? Setengah harga? Apa kau pikir aku baru dilahirkan kemarin? Ayo bayar penuh atau turun kami perlu pahlawan kami jujur. Barry Wakefield.
Barry : I thought Specky Wilkinson wanted to be an engine driver. How are the mighty fallen!
Barry : Aku tahu mengapa Specky Wilkinson ingin menjadi sopir. Bagaimana kekuatannya bisa jatuh!
Conductor : Terminus! Everybody out! You as well, Thomas More.
Konduktor : Terminus! Semua orang keluar! Juga Thomas More.
Barry : I didn’t know you did History at School.
Barry : Aku tidak tahu kau belajar sejarah di Sekolah.
Conductor : Literature- A Man for all seasons-get it right Barry Wakefield! It’s my tea break now!
Konduktor : Sastra-Seorang laki-laki sepanjang musim mendapatkan itu kan Barry Wakefield! ini saatnya aku istirahat minum teh.
Barry : Heroes don’t need tea breaks. We have inner strength! It’s a sort of Yoga, I suppose. It’s meditation. I think therefore I am. That’s it. And relax. Relax.
Barry : Pahlawan tidak perlu istirahat minum tea. Kami punya tenaga dalam! Sejenis Yoga, Seperti meditasi. itu menenangkan. Santai.
(Scene: the Recruiting Office)
(Adegan: di Kantor penerimaan)
Sergeant : Can I help you?
Sersan : Apa yang dapat saya Bantu?
Barry : What?
Barry : Apa?
Sergeant : Sergeant Grace,…can I be of assistance in any way?
Sersan : Sersan Grace…bisakah saya membantu?
Barry : I’d like to join the Army.
Barry : Saya mau masuk tentara.
Sergeant : I see…. one moment, I’ll call the captain.
Sersan : Saya tahu…sebentar, Saya akan menghubungi kapten.
(He exits)
(Dia Keluar)
Barry : This is it! Barry! That is it!
Barry : Ini dia! Barry! Ini dia!
Captain : Ah, there you are….Mister…?
Kapten : Ah, ini dia tuan?
Barry : Wakefield. Barry Wakefield.
Barry : Wakefield. Barry Wakefield.
Captain : Splendid! Now my Sergeant here tells me you’ve interested in joining us. Is that it, Sergeant?
Kapten : Bagus! Tadi sersanku mengatakan Anda tertarik bergabung bersama kami. Benar sersan?
Sergeant : Yes sir!
Sersan : Ya pak!
Captain : What had you in mind?
Kapten : Apa yang ada didalam pikiranmu?
Barry : Well….I thought as how the army has a long and heroic tradition…
Barry : Baiklah… Saya kira tentara mempunyai tradisi yang panjang dan kepahlawanan.
Captain : Heroic did you say?
Kapten : Kepahlawanan katamu?
Barry : Yes-Heroic…Charge of the Light Brigade and all that.
Barry : Ya kepahlawanan…tuntutan menjadi brigade yang sedikit dan semuanya.
Captain : Oh, good heavens, we don’t mention that.
Kapten : Oh, bagus, Kami tidak menyebutkannya.
Sergeant : No sir!
Sersan : Tidak pak!
Captain : Fiendish mistake, you know.
Kapten : Kesalahan kejahatan.
Barry : Well….waterloo then….
Barry : Baiklah kalah kalau begitu.
Captain : Ah yes…well….
kapten : Ah ya…baiklah…
Sergeant : Blucher Sir!
Sersan : Blucker pak!
Captain : Quite…..it was Blucher…..really we just happened to be around!
Kapten : Diam… ini Blucker…sungguh kami hanya mengalaminya!
Barry : What about the Somme?
Barry : Bagaimana dengan Somme?
Captain : Ooh! (Intake of breath)…No!
Kapten : Ooh!(Mengambil nafas)…No!
Sergeant : Definitely not.
Sersan : Tentu tidak.
Barry : El-Alamein.
Barry : El-Alamein.
(Captain and Sergeant Shake heads)
(Kapten dan sersan menggelengkan kepala)
Captain : You must realize that the Army of today is a different….
Kapten : Kau harus ketahui bahwa Tentara sekarang berbeda….
Sergeant : ….Kettle of fish, Sir!
Sersan : …..Sekumpulan Ikan, Pak!
Captain : Quite! Attitudes are different, and above all our role is different. However, we can offer you trade-training and the opportunity to travel. Meet new people. Travel to places with exotic names. Just step into my office and I’ll outline our procedures to you.
Kapten : Diam! Sikapnya berbeda, dan atas semua aturan sudah berbeda, Bagaimanapun, Kita bisa menawarkan kamu training dan kesempatan untuk berjalan. Bertemu orang baru. Mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan. Hanya melangkah ke kantorku dan saya akan memberikan prosedur kami kapada Anda.
(The three exit)
(Bertiganya keluar)
(Scene: the street)
(Adegan: Di jalan)
Charlie : Charles Taylor: Joke Salesman.
Charlie : Charles Taylor. Sales Badut.
Specky : Robert Wilkinson: Bus Conductor.
Specky : Robert Wilkinson. Kondektur Bus.
(Charlie echoes Engine Driver).
(Charlie meniru suara sopir mobil).
Robbo : Simon Robinson: Games Teacher.
Robbo : Simon Robinson. Guru bermain.
(Charlie echoes Professional Footballer)
(Charli menirukan gaya pemain sepak bola professional)
Samantha : Samantha Morton: Barmaid.
Samantha : Samantha Morton: Pelayan bar.
(Charlie Echoes Fashion Model)
(Charlie menirukan Model Fashion)
Fatty : Edward Wotherspoon: Security Guard.
Fattu : Edwar Wotherspoon: Pengaman.
(Charlie echoes Detective)
(Charlie menirukan Detektiv)
Tom : Clown!
Tom : Badut!
Charlie : DHSS Clerk!
Charlie : Juru Ketik DHSS!
Larry : Pop Star!
Larry : Bintang Pop!
Charlie : Unemployed!
Charlie : Pengangguran!
Harry : Vicar!
Harry : Pendeta!
Charlie : On probation!
Charlie : Masa percobaan!
Tim : A policeman.
Tim : Seorang Polisi.
Charlie : A policeman!
Charlie : Seorang Polisi!
Barry : A hero!
Barry : Seorang Pahlawan!
Charlie : A soldier.
Charlie : Seorang prajurit.
Barry : 4753261 Wakefield, Barry (Pause)…Andrew.
Barry : 4753261 Wakefield, Barry (diam)…Andrew.
(He salutes, all freeze)
(Dia memberi hormat, semua diam)
BBC Newscaster (Recorded Voice): …but that it was anticipated that the cost of living index would change markedly and for the better before the end of the year.
Penyiar Radiao BBC (suara rekorder): ….akan tetapi perlu di antisipasi bahwa biaya hidup akan berubah dan itu akan terjadi sebelu akhir tahun.
(The cast begin singing a reprise of Barry, Don’t be a Hero softly and slowly)
(Para pemain mulai bernyanyi sebagai rasa penghargaan pada Barry, Jangan lah menjadi seorang pahlawan yang ramah dan lembut)
The Prince and Princess of Wales began a short holiday at Balmoral today. Crowds of visitors waved them farewell as the Royal Train pulled of Paddington Station.
(Pangeran dan ratu dari Wales mulai berliburan singkat di Balmoral hari ini. Banyak pengunjung melambaikan tangan pernyataan selamat tinggal ketika kerjaan membuka Station Paddington)
Manchester United continued their successful run of home with a 2-1 defeat of Liverpool earlier tonight. There seems little possibility that any team in the Canon League First Division can catch them now.
Manchester United melanjtukan kemenangannya dikandang dengan kemenangan atas Liverpool 2-1 sore tadi. Ada kemungkinan bahwa beberapa team liga divisi utama Canon bisa menyusul mereka sekarang.
An off duty soldier was shot dead in the Lower Falls area of Belfast tonight. His name is being withheld until next of kin have been informed.
Seorang prajurit yang sedang menjalankan tugasnya tertembak matidi daerah dataran rendah malam nanti. namanya tidak diketahui sampai diberi informasi.
(A shot is heard: Barry falls slowly to the ground)
(Sebuah tembakan terdenar: Barry terjatuh ke tanah)
And that is the end…..
Dan itulah akhir….
(All cast walk off, leaving Barry Lying on the stage)
(Semua pemain pergi, meninggalkan Barry yang terbaring di panggung)
Curtain.
Tirai